Traditional Ip Man Wing Chun di acara Pasar Taon Baroe
Aspertina bekerja sama kembali dengan Kota Kasablanka menampilkan pagelaran budaya peranakan yang beragam. Salah satunya adalah penampilan Traditional Ip Man Wing Chun dari negeri Tiongkok. Wing Chun merupakan salah satu bagian dari Tai Chi. Wing Chun dipopulerkan oleh Shifu--sebutan bagi guru bela diri Tiongkok--Ip atau dikenal dengan nama Ip Man. Popularitas Wing Chun di tingkat global meningkat pada medio 2010-an berbarengan dengan kemunculan film Ip Man yang dibintangi Donny Yen, dan Indonesia bukan pengecualian. Traditional Ip Man Wing Chun di Indonesia membawa misi untuk menyebarkan ilmu bela diri itu tanpa memandang suku, agama, ras, atau pun stratifikasi sosial dalam bentuk apa pun.
Kali ini Traditional Ip Man Wing Chun menunjukkan kebolehannya dalam menampilkan teknik-teknik dasar bagi praktisi bela diri ini. Salah satunya chi sao. “Kunci dari Wing Chun adalah rileks. Rileks yang dipadukan dengan stance yang membumi. Keberhasilan seseorang dalam posisi stance seperti ini hanya bisa dilakukan jika rileks. Mengendalikan keduanya secara bersamaan, di situ lah seninya. Di situ kita harus bisa menyeimbangkan dinamika “Yin dan Yang” begitu kata salah satu praktisi Wing Chun yang memandu acara saat itu.
Kepada Aspertina, perkumpulan seni bela diri ini mengaku langsung belajar dari anaknya Ip Man yakni Ip Ching. “Kita ingin menyebarluaskan Wing Chun murni langsung dari Ip Man. Kenapa penting sekali Wing Chun murni ini berhubungan dengan kita bisa jadi juara, bahkan juara umum di Hong Kong. Kita bisa begitu karena kita belajar Wing Chun tradisionalnya dari aliran Ip Man”.
Saat ditanya mengenai bagaimana alur bagi para praktisi untuk dapat bertanding dalam skala internasional, begini pengakuan salah satu praktisi Wing Chun. “Sebelum berangkat ke Hong Kong, kita melakukan seleksi melalui Kejuaraan Daerah (Kejurda) setiap provinsi di Indonesia. Mereka yang terpilih kemudian diberangkatkan ke turnamen nasional. Para pemenang dari turnamen nasional langsung dikirim ke Hong Kong”.
Namun, meski popularitasnya yang terus berkembang dan juga prestasi nyata bagi Indonesia yang ridak bisa terelakkan, seni bela diri ini belum dirangkul oleh pemerintah. “Kemenangan kita di Hong Kong itu seluruh dananya dikumpulkan secara mandiri. Kita saat ini sedang mengusahakan supaya bisa masuk ke KONI, tetapi kita punya pengurus besar yang memonitor aktivitas kami”.
Jadi memang seni bela diri ini menempatkan dirinya dengan cara kerja yang sistematis dan terukur. Kemurnian ilmunya juga menjadi daya dongkrak bagi popularitas dan semangat yang dibawa. Traditional Ip Man Wing Chun memiliki banyak afiliasi di tingkat daerah dan kota-kota besar. Untuk Sahabat yang sedang mencari-cari kegiatan untuk mempertahankan diri sekaligus melestarikan warisan budaya, kami rekomendasikan untuk bergabung di Sanggar Karang Anyar di Jalan Karang Anyar Utara No. 3 Lantai 4, tepat di seberang Stasiun Mangga Besar.