Bangga Memakai Kebaya Peranakan
Jelang Tahun Baru Imlek 2566 yang jatuh pada 19 Februari 2015, Asosiasi Peranakan Tionghoa Indonesia (Apsertina) mengajak kaum peranakan untuk lebih awareterhadap budaya sendiri. Salah satu caranya yaitu dengan mempopulerkan busana kebaya peranakan /encim atau kebaya Nyonya.
Sebagai produk dari asimilasi budaya Tiongkok dan budaya lokal, kebaya peranakan ini telah memperkaya khasanah budaya Nusantara dan diakui sebagai budaya nasional. Sungguh sayang jika kaum peranakan, yang merupakan akar dari budaya busana tersebut, kurang berminat untuk memakainya dalam setiap kesempatan.
Tak hanya mengangkat budaya sendiri, memakai kebaya peranakan punya aspek estetis yang tak kalah dengan mode busana modern. Kebaya peranakan ini bisa dimodifikasi sehingga modis untuk dipakai siapa saja dan dalam acara apa saja. Dengan tampilan warna-warna yang beragam, si pemakai sendiri tampak lebih fresh.
Si pemakai juga bisa berkreasi dengan busana ini. Dengan padu padan yang pas, keberanian memodifikasi gaya, serta tambahan aksesoris, kebaya peranakan bisa menjadi busana yang unik dan enak dilihat. Kesan anggun, seksi, cantik, dan sebagainya bisa didapat, tergantung dengan perlakuan si pemakai terhadap busana tersebut.
Satu hal lagi, sebagai busana asli Indonesia, kebaya encim ini mudah didapatkan. Berbagai grosir busana dan sentra fashion menjual kebaya encim. Di berbagai acara adat, kebaya peranakan ini juga sering dipakai. Nah, kini waktunya Anda untuk ikut andil mempopulerkan kebaya peranakan ini. Kalau bukan Anda, siapa lagi?