Mengenal Seni Bela Diri Wing Chun di Indonesia

 | Tags: Publikasi

12 Maret 2017

Sore hari lalu, sekitar pukul 17.00, tim Aspertina berkunjung ke salah satu perguruan Wing Chun yang ada di Indonesia. Letaknya di Jalan Karang Anyar Utara No. 3, tepat di seberang Stasiun Mangga Besar. Sampai di sana kami disambut hangat oleh Deviyana Leman, salah satu murid dan pengurus Tradisional Ip Man (TIM) Wing Chun. Ruangan latihan berada di lantai 4. Kelas baru dimulai pukul 18.00 namun sudah ada beberapa murid yang hadir.

Benda yang menjadi pusat perhatian kami adalah boneka kayu yang ada di tengah-tengah area latihan. “Alat itu namanya manusia kayu, fungsinya untuk latihan para murid,” ujar Deviyana, wanita muda berprestasi yang baru saja memperoleh Juara Kategori Tangan Kosong di Turnamen Wing Chun di Hongkong.

Selain perguruan TIM Wing Chun di Sanggar Karang Anyar ini, ada pula sanggar-sanggar Wing Chun lainnya di Indonesia. Wing Chun juga memiliki banyak aliran. Mereka (TIM Wing Chun) mengklaim perguruannya sebagai perguruan yang menggunakan teknik Wing Chun asli. TIM Wing Chun didirikan oleh Shifu Martin Kusuma. Beliau mendalami Wing Chun sejak tahun 2010, dipelajari langsung dari Samuel Kwok yang merupakan murid dari anak kedua Ip Man, Ip Ching. Shifu Martin pun mulai memperkenalkan seni bela diri Wing Chun di Indonesia.

Berkembangnya Wing Chun di Indonesia tidak dapat dipisahkan dari kemunculan film Ip Man yang diperankan oleh Donnie Yen. Ip Man adalah guru dari Bruce Lee, yang mempopulerkan bela diri ini. Namun yang membuatnya banyak digemari, Wing Chun tak seperti seni bela diri lain yang lebih menonjolkan kekuatan. “Wing Chun termasuk kung fu halus. Murid diwajibkan untuk rileks, sayangnya kadang berlatih bela diri dengan rileks itu tidaklah mudah,” ujar Shifu Hartono lukidi, Ketua TIM Wing Chun Jakarta.

Kami juga sempat mencoba beberapa gerakan Wing Chun, rupanya kung fu ini memiliki spesialisasi di pertarungan jarak dekat. Teknik Wing Chun menyerang titik-titik tertentu, mengandalkan kecepatan, tidak ada tenaga dan tidak melawan kekuatan dengan kekuatan. Fokusnya pada lengan (sikut) yang memukul cepat serta ketangkasan gerakan kaki untuk mempercepat gerak maju. Jika lengan tidak rileks dan penuh tekanan, kecepatan maksimum tangan tidak mungkin bisa dilakukan.

Bela diri Wing Chun dapat dilakukan oleh siapapun, baik orangtua, anak-anak, pria maupun wanita. TIM Wing Chun sendiri juga banyak diminati anak-anak. “Tingkatan kelas di sini tidak dibedakan berdasarkan usia tetapi berdasarkan ujian kenaikan tingkat. Setelah ujian kenaikan kemudian akan dilakukan evaluasi setiap 3 sampai 6 bulan sekali,” tambah Shifu Hartono.

TIM Wing Chun setiap tahunnya rutin melakukan pertemuan, pembenahan materi atau ujian, dan mengikuti pertandingan. Ada tiga tingkat pertandingan yang diikuti yakni pertandingan tingkat daerah, nasional, dan internasional.

Selain Deviyana kami juga bertemu dengan Budi Lim, instruktur sekaligus atlet Wing Chun berbakat yang berhasil merebut Juara 1 Kategori Manusia Kayu Wing Chun 2016 di Hongkong. Beragam prestasi yang ditorehkan para atlet menjadi simbol bahwa atlet Wing Chun Indonesia juga tidak kalah bersinar dengan atlet dari negara lain. Semoga bela diri Wing Chun semakin banyak diminati dan semakin Berjaya di tanah air.

 

(Aspertina/Tari)

Sekretariat Aspertina
EightyEight@Kasablanka Building Floor 32nd Unit A
Jl. Casablanca Raya Kav. 88
Jakarta 12870. INDONESIA

Phone :+62 21-29820200. Fax : +62 21-29820144

Copyrights © 2011-2022. Asosiasi Peranakan Tionghoa Indonesia. All Rights Reserved.