Rumah Cinwa dan Dwi Woro Retno Mastuti “Tak Sayang maka Tak Wayang”
Dwi Woro Retno Mastuti yang biasa disapa Woro adalah seorang dosen Fakultas Ilmu Budaya di Universitas Indonesia dan juga seorang peneliti budaya Cina-Jawa. Beliau juga merupakan pimpinan dari sanggar Wayang Potehi Rumah Cinwa (Cina – Jawa), ‘rumah’ beliau bersama kurang lebih dua puluh anak didiknya, yang terdiri dari mahasiswa dan dosen Universitas Indonesia serta universitas-universitas lain di Jakarta, komunitas film dokumenter dan masyarakat, bermain Wayang Potehi.
Berawal dari tahun 2004, beliau melakukan penelitian yang didasari kecintaannya terhadap Wayang Potehi yang pada saat itu sudah hampir punah keberadaannya di dunia Perwayangan Indonesia. “Tuhan memberikan anugerah untuk saya berupa Wayang Potehi, ada proses religi dan spiritual yang saya alami”, kata Woro.
Perjalanan dimulai dari Museum Dahlem di Jerman, dimana beliau melihat indahnya Wayang Potehi yang ditampilkan di museum. Penelitian terus berlanjut bergerilya mengunjungi pertunjukan Wayang Potehi, kelenteng-kelenteng di Jawa, dan meneliti beberapa naskah-naskah kuno selama beberapa tahun hingga akhirnya bertemu dengan Bapak Paul Himawan pada peringatan Pecun di Galangan Kapal VOC tahun 2011 yang juga merasa memiliki kekhawatiran yang sama dengan keberadaan Wayang Potehi di Indonesia yang sudah mulai tenggelam. Pertemuan manis ini pada akhirnya membuahkan sebuah buku “Wayang Potehi”. Sedikit demi sedikit beliau pun mengumpulkan boneka potehi sampai akhirnya mencapai ratusan boneka potehi. Di saat itu pula lah akhirnya beliau merasa ada panggilan hati untuk mengenalkan Wayang Potehi dengan mendirikan sanggar potehi, Rumah Cinwa, yang inovatif dan kreatif pada 23 November 2014.
Harapan beliau, Rumah Cinwa memiliki studio sendiri dan dapat dikenal oleh seluruh Indonesia bahkan dunia. Beliau juga bermimpi untuk mengikuti festival yang diselenggarakan di berbagai dunia agar budaya Indonesia dapat dikenal, tidak hanya Wayang Potehi saja.
Jika ingin bergabung untuk bersama-sama melestarikan kesenian budaya peranakan yang hampir punah terutama Wayang Potehi, dapat mengontak Rumah Cinwa melalui website https://rumahcinwa.wordpress.com/.
“Tak Sayang maka Tak Wayang. Jangan menjadi asing di negeri sendiri karena kita tidak mengenal budaya bangsa kita”, akhir beliau.